Hutama Karya Mantapkan Langkah Hijau dengan Roadmap ESG untuk Transformasi Berkelanjutan
- Rabu, 22 Oktober 2025
JAKARTA - Transformasi berkelanjutan di sektor infrastruktur kini memasuki babak baru. PT Hutama Karya (Persero) memperkuat komitmennya terhadap tata kelola hijau melalui peluncuran Roadmap Environmental, Social, and Governance (ESG) yang menjadi panduan strategis hingga tahun 2030.
Langkah ini bukan sekadar penyesuaian terhadap tren global, tetapi juga wujud nyata dukungan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030 dan target Net Zero Emission 2060. Dengan roadmap ini, Hutama Karya ingin memastikan seluruh lini operasionalnya bertransformasi menuju praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
ESG Jadi DNA Baru Hutama Karya untuk Masa Depan Hijau
Baca JugaBSU Rp600.000 Oktober 2025 Cair, Pemerintah Perkuat Daya Beli Pekerja Aktif
Menurut EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, implementasi Roadmap ESG telah dimulai sejak akhir tahun 2024 dan akan terus dijalankan secara progresif hingga 2030. Tahap awal program ini difokuskan pada penguatan sistem, kebijakan, serta budaya kerja perusahaan agar menjadi fondasi kokoh dalam menjalankan prinsip keberlanjutan.
“Kami tidak hanya ingin memenuhi komitmen, tetapi menjadikan ESG sebagai DNA organisasi. ESG Roadmap ini menjadi kompas transformasi jangka panjang agar Hutama Karya tumbuh berkelanjutan, berdampak bagi masyarakat, dan sejalan dengan agenda nasional,” jelas Adjib dalam keterangannya, Selasa (21 Oktober 2025).
Pernyataan ini menegaskan bahwa perusahaan tak sekadar menargetkan kepatuhan administratif terhadap regulasi, tetapi mengubah cara berpikir seluruh elemen organisasi. Dengan menjadikan ESG sebagai inti budaya kerja, Hutama Karya berharap dapat menjadi pionir dalam tata kelola infrastruktur berkelanjutan di Indonesia.
Penguatan Tata Kelola dan Transparansi ESG
Adjib menjelaskan, penerapan ESG dimulai dari pembenahan aspek tata kelola perusahaan. Hutama Karya menyusun kebijakan komprehensif di tiga pilar utama — lingkungan, sosial, dan tata kelola — yang diintegrasikan langsung ke dalam Key Performance Indicators (KPI) serta Standard Operating Procedure (SOP) setiap proyek.
Tahap berikutnya mencakup pelaksanaan sertifikasi dan audit ESG, baik internal maupun eksternal, guna menjamin kredibilitas penerapan prinsip keberlanjutan. Perusahaan juga mengembangkan dashboard data ESG terintegrasi yang berfungsi sebagai pusat pemantauan real-time terhadap kinerja dan dampak lingkungan maupun sosial di berbagai proyek infrastruktur.
Selain itu, Hutama Karya tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti penilaian rating ESG eksternal. Langkah ini bertujuan meningkatkan transparansi sekaligus memastikan seluruh kebijakan yang diterapkan memenuhi standar global dalam praktik berkelanjutan.
“Keberhasilan program ini terletak pada konsistensi implementasi, keterbukaan terhadap evaluasi eksternal, dan komitmen untuk terus belajar serta berbenah,” ujar Adjib.
Fokus Sosial: Keselamatan, Pelatihan, dan Pemberdayaan Masyarakat
Di sisi sosial, Hutama Karya menempatkan keselamatan kerja dan pemberdayaan sumber daya manusia sebagai prioritas utama. Pelatihan rutin bagi karyawan serta pekerja lapangan dirancang berbasis praktik langsung dengan simulasi risiko nyata di lokasi proyek.
Materi pelatihan juga dibuat sesuai dengan aktivitas harian pekerja agar mudah diterapkan dan meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya keselamatan kerja. “Pelatihan ini bukan hanya formalitas, tapi cara kami memastikan setiap individu mampu bekerja dengan aman dan efisien,” tutur Adjib.
Untuk memperkuat keterlibatan masyarakat, perusahaan menggunakan kanal nasional SP4N LAPOR! sebagai saluran pengaduan publik. Melalui aplikasi, situs lapor.go.id, dan hotline 1708, masyarakat dapat memberikan masukan maupun laporan terkait pelaksanaan proyek infrastruktur.
Tim proyek pun rutin melakukan pemetaan sosial dan evaluasi manfaat program bersama pemerintah daerah serta komunitas lokal. Hal ini dilakukan untuk mencegah munculnya kesenjangan sosial atau ekonomi di sekitar wilayah pembangunan proyek.
Kinerja Lingkungan: Dari Pengelolaan Limbah hingga Pelestarian Habitat
Penerapan prinsip ESG juga diwujudkan dalam praktik ramah lingkungan di setiap proyek. Hutama Karya mengimplementasikan langkah-langkah konkret seperti pemilahan limbah konstruksi, pengelolaan Tempat Penampungan Sementara (TPS), serta penghematan energi di kantor dan lokasi proyek.
Selain itu, pengendalian drainase dilakukan untuk menjaga kualitas udara dan air di sekitar area pembangunan. “Kebijakan sederhana seperti efisiensi energi dan pengelolaan sampah menjadi budaya baru di lapangan,” ujar Adjib.
Apabila proyek berlokasi di area yang berdekatan dengan habitat satwa, perusahaan juga melakukan penyesuaian desain infrastruktur agar tidak mengganggu koridor pergerakan alami hewan. Pendekatan ini mencerminkan tanggung jawab ekologis perusahaan terhadap keberlanjutan lingkungan.
Tak hanya itu, Hutama Karya turut mendorong keberlanjutan sosial dan ekonomi di area publik seperti rest area dengan menghadirkan ruang hijau, bank sampah, dan fasilitas bagi pelaku UMKM lokal. Upaya ini diharapkan dapat mendukung ekonomi masyarakat setempat sekaligus mempercantik lingkungan proyek.
Tahapan Roadmap ESG dan Target Akhir 2030
Roadmap ESG Hutama Karya disusun dalam beberapa fase progresif yang berorientasi pada peningkatan kinerja berkelanjutan di seluruh lini bisnis. Setiap fase memiliki indikator keberhasilan yang terukur, mulai dari jumlah kebijakan baru, tingkat kepatuhan SOP, hasil audit eksternal, hingga peningkatan skor penilaian ESG.
Fase pertama menekankan pembentukan sistem dan kebijakan. Fase kedua berfokus pada perluasan implementasi di proyek dan unit bisnis, sedangkan fase ketiga diarahkan pada konsolidasi serta penguatan budaya ESG hingga menjadi bagian dari identitas perusahaan.
Hutama Karya menargetkan menjadi perusahaan infrastruktur acuan nasional dalam praktik ESG pada tahun 2030. Visi tersebut sejalan dengan tujuan perusahaan untuk menciptakan nilai ekonomi yang selaras dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Adjib menegaskan, keberhasilan roadmap ini tidak diukur dari kecepatan, tetapi dari konsistensi dan kedalaman perubahan yang dihasilkan. “Kami ingin memastikan bahwa setiap langkah yang kami ambil memiliki dampak positif dan berkelanjutan bagi semua pihak,” tegasnya.
Langkah Nyata Menuju Keberlanjutan Nasional
Implementasi Roadmap ESG oleh Hutama Karya memperlihatkan bahwa perusahaan BUMN kini bergerak aktif dalam mendukung transisi hijau nasional. Transformasi ini bukan hanya tentang kepatuhan terhadap aturan, tetapi juga tentang membangun budaya keberlanjutan yang melekat dalam operasi bisnis.
Dengan inisiatif ini, Hutama Karya berharap dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan infrastruktur lainnya di Indonesia. Komitmen perusahaan terhadap prinsip environmental, social, and governance akan menjadi pondasi kuat untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan ramah lingkungan di masa depan.
Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Cara Membuat Lasagna Gluten Free Lezat dan Creamy Tanpa Rasa Bersalah
- Senin, 27 Oktober 2025
Resep Garlic Butter Chicken Bites Juicy dan Gurih Cocok Untuk Segala Kesempatan
- Senin, 27 Oktober 2025
Kesalahan Umum Membuat Jajangmyeon yang Bikin Rasanya Pahit dan Hambar
- Senin, 27 Oktober 2025
Berita Lainnya
PIPA Siap Jadi Pemain Utama Energi Nasional Usai Suntikan Rp3 Triliun
- Senin, 27 Oktober 2025
Buyback Saham BFIN Terus Berlanjut, Strategi Dongkrak Nilai Investor
- Senin, 27 Oktober 2025
BP dan Pertamina Siapkan Proyek Amonia Biru di Papua Barat untuk Energi Bersih
- Senin, 27 Oktober 2025
PJHB Siap IPO dan Tebar Waran Seri I, Dana Segar untuk Armada Kapal Baru
- Senin, 27 Oktober 2025
INET Akuisisi Mayoritas Saham PADA, Siap Perkuat Lini Bisnis Outsourcing Nasional
- Senin, 27 Oktober 2025












