Kenikmatan Petulo: Camilan Tempo Dulu yang Bikin Ketagihan Millennials
- Selasa, 28 Oktober 2025
JAKARTA - Petulo mungkin terlihat sederhana, namun rasa manis gurihnya membuat jajanan ini tetap diminati hingga generasi muda. Di tengah padatnya pengunjung Delicious Café di Jalan Hayam Wuruk, Kota Kediri, menu ini menjadi favorit banyak orang.
Fenomena ini menunjukkan bahwa kuliner tradisional masih mampu bersaing dengan jajanan modern. Petulo hadir sebagai bukti bahwa cita rasa masa lalu tetap relevan di era sekarang.
1. Petulo: Jajanan Tradisional yang Menghangatkan
Baca JugaKenali Tanda dan Bahaya Gula Darah Ekstrem untuk Pencegahan Komplikasi Diabetes
Menurut Irsyadiyani Mahyar, mahasiswi Universitas Hasyim Asy’ari Jombang, petulo adalah kudapan favoritnya. “Senang melihat ada café yang menjual aneka menu jajanan tempo dulu. Petulo yang paling enak karena menyesuaikan udara dingin saat hujan,” ujarnya, Selasa, 28 Oktober 2025.
Kuah santan panas menjadi kunci kelezatan petulo. Semakin gurih dan hangat kuah yang disajikan, semakin nikmat rasanya saat disantap.
Alimun, mahasiswa Universitas Islam Tribakti Lirboyo, Kota Kediri, juga mengaku terpesona dengan petulo. Ia pertama kali mengenal jajanan ini saat singgah di Kediri untuk menyelesaikan kuliahnya.
Awalnya ia merasa aneh melihat bentuk petulo yang warna-warni dan dimakan dengan kuah santan panas. Namun setelah mencicipi, rasanya yang lezat membuatnya ketagihan hingga kini.
2. Ciri Khas dan Sejarah Petulo
Petulo memiliki bentuk seperti mie keriting berwarna-warni menyerupai rol rambut. Bentuk unik ini menjadi ciri khas dan membedakannya dari jajanan tradisional lainnya.
Asal-usulnya berasal dari Gresik, Jawa Timur, dan kudapan ini sudah dikonsumsi masyarakat sejak era penjajahan Belanda. Popularitasnya yang bertahan lama membuktikan bahwa cita rasanya tidak lekang oleh waktu.
Aroma kuah santan yang gurih menambah kenikmatan petulo. Keharumannya mampu membangkitkan selera siapa saja yang melintas di café atau pasar tradisional.
Selain kuah, warna-warni petulo juga menarik perhatian pengunjung. Tampilan yang cerah ini membuat jajanan legendaris ini tetap terlihat segar dan menggoda meski sudah berusia puluhan tahun.
3. Sensasi Menikmati Petulo
Cara menikmati petulo cukup sederhana, tetapi memerlukan perhatian pada kuahnya. Kuah santan yang panas akan meresap ke dalam petulo, memberikan rasa manis-gurih yang harmonis.
Setiap gigitan menghadirkan tekstur lembut dari adonan tepung dan kenyal dari rol-rol warna-warni. Kombinasi ini membuat petulo tidak hanya enak, tetapi juga menyenangkan secara visual dan tekstur.
Petulo kerap menjadi pilihan saat cuaca dingin. Mahasiswa dan pengunjung café sering memesan menu ini karena kuahnya yang hangat memberi sensasi nyaman di musim hujan.
Selain itu, petulo juga cocok dinikmati sebagai camilan sore atau teman minum teh. Keunikan rasa dan tampilan menjadikannya lebih istimewa dibanding jajanan modern yang serupa.
4. Pelestarian Jajanan Legendaris
Petulo menunjukkan bagaimana kuliner tradisional tetap relevan jika disajikan dengan cara modern. Café dan pedagang lokal yang menjaga resep asli menjadi jembatan antara generasi lama dan muda.
Inisiatif ini penting untuk melestarikan warisan kuliner Indonesia. Dengan mempertahankan cita rasa autentik, petulo tidak hanya menjadi camilan, tetapi juga simbol identitas budaya.
Pengunjung muda yang mengenal petulo melalui café modern pun menjadi duta kecil pelestari kuliner tradisional. Mereka membawa pengalaman rasa ini ke lingkungan pertemanan, memperluas ketertarikan pada makanan tempo dulu.
Rasa manis gurih, kuah santan hangat, dan warna-warni adonan membuat petulo menjadi pengalaman kuliner yang menyenangkan. Setiap suapan mengingatkan akan sejarah kuliner Jawa Timur sekaligus menghadirkan kehangatan masa kini.
Penyajian yang tepat juga menjadi kunci. Petulo terbaik adalah yang disajikan hangat, dengan kuah santan panas yang menutupi seluruh permukaan, sehingga rasa manis-gurihnya meresap sempurna.
Selain dinikmati sendiri, petulo juga bisa menjadi hadiah atau oleh-oleh. Bungkus sederhana menggunakan daun pisang atau plastik transparan menambah kesan tradisional dan membuatnya lebih menarik.
Dengan cara penyajian yang konsisten dan rasa yang autentik, petulo tetap menjadi primadona. Jajanan legendaris ini berhasil menembus waktu, tetap disukai lintas generasi, dan menjadi bukti bahwa kuliner tradisional memiliki daya tarik abadi.
Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Perpanjangan PPN DTP hingga 2027 Diprediksi Dongkrak Pasokan Rumah dan Investasi Properti
- Selasa, 28 Oktober 2025
IEU-CEPA Diharapkan Dorong Ekspor Indonesia ke Uni Eropa Mulai Semester II/2026
- Selasa, 28 Oktober 2025
Harga Minyak Dunia Melemah Oktober 2025, OPEC dan Geopolitik Jadi Faktor Utama
- Selasa, 28 Oktober 2025
Berita Lainnya
Rahasia Kue Kucur Tradisional yang Tetap Digemari dari Generasi ke Generasi
- Selasa, 28 Oktober 2025
Kue Lumpur Kentang Rumahan, Kudapan Ekonomis yang Tetap Menggugah Selera
- Selasa, 28 Oktober 2025
Olahan Singkong Kekinian: Tradisi Indonesia yang Menembus Pasar Internasional
- Selasa, 28 Oktober 2025
Olahan Durian: Buah Kontroversial yang Jadi Favorit Pecinta Kuliner Internasional
- Selasa, 28 Oktober 2025
Rahasia Brokoli Tetap Hijau dan Bergizi Tinggi Saat Direbus di Dapur Rumah
- Selasa, 28 Oktober 2025












